tugas akhir komputer

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Metode Pencarian Literatur :
  2. Database yang digunakan
    1. Artikel 1      : Pubmed
    2. Artikel 2      : Google Scholar
    3. Kata Kunci Pencarian Literatur
      1. Artikel 1        : the relationship between nutritional status with the incidence of acute respiratory tract infections
      2. Artikel 2        : hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA
      3. Jumlah Literatur yang didapatkan
        1. Artikel 1        : 10 pada full text available, dan 3 pada free full text available.
        2. Artikel 2        : 329
        3. Proses Seleksi Literatur (Kriteria Inklusi & Eksklusi)
          1. Kriteria inklusi

1)   Artikel 1

a)      Yang mendekati kata kunci

b)      Sumber dengan tahun yang paling muda

2)   Artikel 2

a)      Sumber yang paling mendekati kata kunci

b)      Sumber yang tahunnya paling muda

  1. Kriteria eksklusi

1)      Artikel 1

a)      Yang tidak mendekati kata kunci

b)      Penelitian yang tahunya lama dan sudah ada penelitian yang baru

2)      Artikel 2

a)      Yang tidak mendekati kata kunci

b)      Penelitian dengan tahun penelitian lama

  1. Abstrak (Abstrak dari Artikel Penelitian yang direview).
  2. Artikel 1

BACKGROUND : The relative-dose-response (RDR) test is used to identify subjects with marginal liver vitamin A stores, but its use has not been evaluated during episodes of infection.

OBJECTIVE : The objective was to assess, with the RDR test, the vitamin A status of children recovering from pneumonia.

DESIGN : As part of a double-blind, placebo-controlled clinical trial of high-dose vitamin A supplements among children hospitalized with pneumonia in Lima, Peru, we examined the association of treatment group, nutritional status, severity of disease, and induction of the acute phase response [on the basis of serum C-reactive protein (CRP)] on serum retinol and the RDR test.

RESULTS : Serum retinol was low at admission and increased significantly in both the vitamin A and placebo groups during recovery. Serum CRP had a significant, inverse association with retinol at both admission and discharge. Serum retinol and CRP concentrations never differed significantly between the treatment groups. Among subjects with CRP > or =10 mg/L, 21% in the vitamin A group and 20% in the placebo groups (P = 0.83) had a positive RDR test result. Among subjects with CRP <10 mg/L, 56% in the placebo group but only 6% in the vitamin A group had positive RDR test results (P = 0.002).

CONCLUSION : The RDR test was useful in assessing the vitamin A status of children recovering from pneumonia when CRP concentrations were <10 mg/L but not when CRP concentrations were higher.

  1. Artikel 2

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan yang banyak menyerang anak-anak dibawah usia lima tahun, Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko kejadian penyakit ISPA adalah faktor sosiodemografi, kondisi rumah dan polusi udara dalam ruangan. Prevalensi Rate ISPA di Indonesia tahun 1995 sebesar 11,97 per 1000 balita, di Propinsi Sumbar 35,42 per 1000, di Kota Padang tahun 2002 sebesar 40,9 per 1000 dan Kecamatan Koto Tangah ISPA pada bayi dan Balita 36,4 per 1000 serta di Kelurahan Pasie nan Tigo sebesar 38,79 per 1000 .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA pada balita di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2004. Penelitian survey dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh balita yang tinggal di kelurahan Pasie Nan Tigo dengan jumlah sampel sebanyak 239 orang yang diambil secara multi stage sampling. Data yang dikumpulkan adalah berupa data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit ISPA di Kelurahan Pasie Nan Tigo adalah sebesar 42,7 %, pendidikan ibu rendah 74,5%, pendapatan keluarga Rp. 400.000 57,8%, umur balita 13-60 bulan 68,6%, laki-laki 57,8%, gizi sedang 42.2%, imunisasi belum lengkap 53,9%, ventilasi tidak memenuhi syarat kesehatan 64,7%, kepadatan hunian tidak memenuhi syarat kesehatan 93,1%, kelembaban relatif tidak memenuhi syarat kesehatan 68,6%, menggunakan kayu bakar 77,5%, kebiasaan merokok anggota keluarga 72,5%, dan menggunakan obat anti nyamuk bakar 88,2%. Diperoleh Ada hubungan berrnakna kejadian ISPA dengan nilai probabilitas < 0,05 yaitu status gizi , ventilasi, kepadatan human, kelembaban relatif kayu bakar, kebiasaan merokok anggota keluarga, obat anti nyamuk bakar. Tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga, umur balita, jenis kelamin balita, status imunisasi .Disarankan agar memperhatikan ventilasi rumah untuk sirkulasi udara kotor yang berasal dari obat anti nyarnuk bakar, kegiatan memasak dan kebiasaan anggota keluarga yang merokok serta menjaga pola makan dan kesehatan balita.

 

 

BAB II

DESKRIPSI ARTIKEL/JURNAL

 

  1. Deskripsi Umum
  2. Judul

a      Arikel 1 : Assessment of vitamin A status with the relative-dose-responsetest in Peruvian children recovering from pneumonia

b      Artikel 2 : Hubungan Antara Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dengan Frekuensi Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang

  1. Penulis
    1. Artikel 1 : Charles B StephensenLuis Miguel FranchiHerminio Hernandez, Miguel CamposAna ColarossiRobert H Gilman, and Jose O Alvarez
    2. Artikel 2 : Noviani, ani
    3. Publikasi (Nama Jurnal, Tahun, Volume, Halaman dsb)
      1. Artikel 1 :

1)   Nama jurnal          : the american journal  of clinical noutricion (American Society for Clinical Nutrition)

2)   Tahun       : December 2002 

3)   Volume    : 76

4)   Halaman   : 1351-1357

  1. Artikel 2 :

1)      Nama journal      : elibrary.ub.ac.id (minor thesis)

2)      Tahun                  : 2011

3)      Halaman             : 11 halaman

  1. Penelaah/Reviewer (Nama dan NIM Mahasiswa)
    1. Nama     : Nenccy Mirasari
    2. NIM      : p 2722 4012 072
    3. Tanggal Telaah/Review

29 Juni 2012

  1. Deskripsi Content
    1.  Tujuan Penelitian

1)   Artikel 1

Objective: The objective was to assess, with the RDR test, the vitamin A status of children recovering from pneumonia.

2)   Artikel 2

Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan tingkat konsumsi energi, protein dengan kejadian penyakit ISPA pada balita di wlilayah kerja Puskesmas Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang.

  1. Hasil Penelitian

1)   Artikel 1

Serum retinol rendah saat masuk dan meningkat secara signifikan pada kedua vitamin A dan kelompok plasebo selama pemulihan. Serum CRP memiliki hubungan, signifikan terbalik dengan retinol pada kedua masuk dan debit. Serum retinol dan konsentrasi CRP tidak berbeda secara signifikan antara kelompok perlakuan. Di antara subyek dengan CRP> atau = 10 mg / L, 21% pada kelompok vitamin A dan 20% pada kelompok plasebo (P = 0,83) memiliki hasil tes positif RDR. Di antara subyek dengan CRP <10 mg / L, 56% pada kelompok plasebo tetapi hanya 6% pada kelompok vitamin A memiliki hasil tes RDR positif (P = 0,002).

2)   Artikel 2

a)    Responden terbanyak berjenis kelamin  perempuan yaitu 52 balita (57,14%), sedangkan berdasarkan usia diketahui bahwa sebaran usia responden terbanyak berusia antara 13-24 bulan yaitu 28 balita (30,77%)

b)   Responden berstatus gizi baik, yaitu 63 balita (69,2%). Terdapat 23 balita (25,3%) dengan status gizi kurang dan 5 balita (5,5%) berstatus gizi buruk.

c)    Sebagian besar responden adalah 1 kali dalam 2 bulan terakhir, yaitu 34 balita (37,4%). Terdapat 19 balita (20,9%) dengan frekuensi ISPA 2 kali dalam 2 bulan terakhir, 18 balita (19,8%) dengan frekuensi ISPA  ≥ 3 kali dalam 2 bulan terakhir dan 20 balita (11,0%) yang tidak pernah terkena ISPA dalam 2 bulan terakhir.

d)   Berdasarkan hasil uji statistik dengan tabel kontingensi 2 x 2 dan  α = 0,05 diperoleh nilai p  value adalah 0,023. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi balita dengan frekuensi kejadian ISPA. 

e)    Berdasarkan hasil uji statistik  Chi-Square dengan tabel kontingensi 2 x 2 dan  α = 0,05 diperoleh nilai p  value  adalah 0,004. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi energi pada balita dengan frekuensi kejadian ISPA.

f)    Berdasarkan hasil uji statistik  Chi-Square dengan tabel kontingensi 2 x 2 dan  α = 0,05 diperoleh nilai p  value  adalah 0,010. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi protein pada balita dengan frekuensi kejadian ISPA.

  1. Kesimpulan Penelitian

1)   Artikel 1

Tes RDR bermanfaat dalam menilai vitamin A status anak-anak sembuh dari pneumonia ketika CRP konsentrasi adalah <10 mg / L tetapi tidak ketika CRP konsentrasi yanglebih tinggi

2)   Artikel 2

a)    Keadaan status gizi sebagian besar balita di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang berdasarkan Z-score dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U) adalah gizi baik yaitu sebanyak 69,2%. Namun masih terdapat balita dengan status gizi kurang yaitu 25,3% dan balita dengan status gizi buruk yaitu sebesar 5,5 %.

b)   Tingkat konsumsi energi dan protein balita di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi, paling banyak termasuk dalam kategori kurang, yaitu tingkat konsumsinya hanya berkisar antara 70-80% AKG. Persentase balita dengan tingkat konsumsi energi kurang sebesar 41,8%, sedangkan persentase balita dengan tingkat konsumsi protein kurang sebesar 47,3%. 

c)    Frekuensi kejadian ISPA pada balita paling banyak terjadi 1 kali dalam 2 bulan terakhir, dengan persentase sebesar 37,4%.

d)   Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan hubungan yang bermakna antara status gizi dan frekuensi kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi (p = 0,023).

e)    Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi energi dan frekuensi kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi (p = 0,004).

f)    Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi protein dengan frekuensi kejadian ISPA, pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi (p = 0,010).

 

 

BAB III

TELAAH/REVIEW ARTIKEL

  1. Fokus Penelitian (Latar Belakang Masalah dan Masalah Penelitian)
  2. Artikel 1

Relatif dosis-respon (RDR) tes digunakan untuk mengidentifikasi subyek dengan vitamin A stores hati marjinal , namun penggunaannya belum dievaluasi selama episode infeksi.

  1. Artikel 2

Menurut Dirjen PPM & PL, Umar Fahmi Achmadi, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan pembunuh utama kematian bayi serta balita di Indonesia. Konferensi Internasional mengenai ISPA di Canberra Australia, pada Juli 1997 menemukan bahwa 4 juta bayi dan balita di negara-negara berkembang meninggal tiap tahun akibat ISPA.  Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1997 menunjukkan bahwa prevalensi ISPA untuk usia 0-4 tahun 47,1%.  Hasil penelitian Susie Suwarti, dkk tahun 2005, mengenai Pola Penyakit Anak Balita Penderita Gizi Buruk, menyebutkan penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan (71,5%). Sampai tahun 2005 ISPA masih menduduki peringkat pertama sepuluh besar penyakit di Kabupaten Malang. Di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi, ISPA juga merupakan peringkat pertama  dari lima belas besar penyakit terbanyak. Data prevalensi ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi tahun 2005 yaitu sebesar 60,12%. 

  1. Gaya dan Sistematika Penulisan
  2. Artikel 1

Pada penelitian ini sistematika tidak sesuai panduan. Pada pendahuluan tidak tercantum rumusan masalah sehingga pembaca harus membaca secara penuh terlebih dahulu baru bisa mengerti tentang masalah yang sedang dibahas. Peneliti juga tidak mencantumkan tujuan, manfaat dan keaslian penelituan pada pendahuluan. Tidak disertai landasan teori. Pada penulisan metode penelitian kurang bisa dimengerti karena tidak tersusun sesuai panduan penyusunan penelitian. Karena kurang sistematis membuat penelitian sedikit sulit di pahami dan penggunaan bahasa asing  juga mepersulit pembaca memahami isi penelitian tersebut seharusnya disediakan juga dalam sajian bahasa setiap negara pembaca.

  1. Artikel 2

Pada penelitian ini sitematika tidak sesuai panduan dalam menyusun penelitian tetapi peneliti sudah menggunakan bahasa yang bagus dan praktis sehingga mudah di mengerti oleh pembaca.  Sistematika yang tidak sesuai membuat pembaca harus membaca secara cermat agar lebih memahami isi penelitian tersebut.

  1. Penulis
  2. Artikel 1

Penulis sudah sesuai dengan bidangnya.

  1. Artikel 2

Penulis merupakan seorang Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan FKUB. Hal ini sudah sesuai dengan bidang yang dipelajari penulis karena penulis meneliti status gizi.

  1. Judul Penelitian
  2. Artikel 1

Pada penelitian ini judul sudah baik , sudah merupakan pencerminan dari tujuan penelitian dan dirumuskan dari masalah penelitian

  1. Artikel 2

Pada penelitian ini judul penelitian sudah dirumuskan dari masalah penelitian dan sudah merupakan pencerminan dari tujuan penelitian

  1. Abstrak :
  2. Artikel 1
    1. Kelebihan : pada penelitian ini abstrak sudah memenuhi kriteria dalam panduan.  Sudah memenuhi semua unsur yang terdapat dalam abstrak.
    2. Kekurangan : belum mencantumkan tahun penelitian
    3. Artikel 2
      1. Kelebihan : pada penelitian ini abstrak yang ditukis oleh peneliti sudah baik karena sudah memenuhi unsur judul, latar belakang, tujuan, metode, hasi dan kesimpulan . Kata-kata pada abstrak juga sudah memenuhi syarat yaitu antara 200-250 kata. Abstrak juga tersedia dalam 1 halaman.
      2. Kekurangan : belum dicantumkan tahun penelitian itu dilaksanakan.
  3. Masalah dan Tujuan Penelitian
  4. Artikel 1

Tujuan penelitian pada artikel 1  hanya tertera pada abstrak saja sedangkan pada pendahuluan tidak disebutkan tujuan penelitian tersebut. Tujuannya daripada  penelitian ini untuk mengetahui status vitamin A pada anak yang sembuh dari pneumonia dengan menggunakan test RDR . ini merupakan tujuan penelitian yang bagus karena kita tahu bahwa salah satu faktor resiko dari pada pneumonia adalah penurunan vitamin A. Dengan adanya penelitian ini bisa membuktikan bahwa salah satu faktor dari terjadinya pneumonia adalah penurunan vitamin A.

  1. Artikel 2

Tujuan pada penelitian ini hanya dicantumkan pada abstrak saja, seharusnya sesuai dengan panduan tujuan juga tercantum dalam pendahuluan. Tujuan penelitian ini sudah menunjukan informasi apa dsaja yang akan dicari pada penelitian. Tujuan penelitian sudah ditulis dengan penyataan yang konkrit dapat diamati dan diukur. Tujuan dari pada penelitian ini ingin mengetahui status gizi dengan kejadian ispa. ini merupakan tujuan yang bagus karena peneliti ingin mem buktikan bahwa salah satu yang menjadi fakto resiko dari ISPA yaitu status gizi. dengan adanya penelitian ini bisa diketahui seberapa besar pengaruh status gizi terhadap kejadian ISPA sehingga nantinya dapat digunakan  acuan dalam menanggulangi masalh ISPA dengan diketahuinya faktor risiko terbesar pada kejadian ISPA. pada masalah penelitian peneliti sudah memilih masalah sesuai dengan kriteria pemilihan masalah yaitu merupakan masalah yang aktual yaitu benar-benar terjadi dalam masyarakat  dan masih menjadi persoalan besar yaitu kejadian ISPA pada balita dimana angka kejadian ISPA masih tinggi di Indonesia. Peneliti juga memilih masalah sesuai dengan kemampuanya, hal ini terlihat peneliti memilih masalah status gizi merupakan salah satu faktor resiko ISPA. masalah yang peneliti ambil sudah memadai  karena sudah sesuai kemampuan peneliti dan pengankatan masalah juga tidak bertentangan dengan undang-undang, kebijaksanaan pemerintah maupun adat istiadat.

  1. Literature /Tinjauan Pustaka
  2. Artikel 1

Literatur yang penulis gunakan bersal dari buku sehingga sumber yang penulis gunakan merupakan sumber yang terpercaya.

  1. Artikel 2

Peneliti menggunakan literatur yang berasal dari buku dan tidak menggunakan literatur yang berasal dari internet sehingga tinjauan teori yang penulis gunakan berasal dari sumber yang terpercaya.

  1. Hipotesis/Pertanyaan Penelitian
  2. Artikel 1

Pada penelitian ini tidak tercantum hipotesis. Hipotesis ini perlu dicantumkan karena hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang berguna untuk mengarahkan pada hasil penelitian.

  1. Artikel 2

Pada penelitian ini juga tidak mencantumkan hipotesis.

  1. Populasi dan Sample
  2. Artikel 1

Pada penelitian ini tidak disebutkan cara pengambilan sample yang digunakan.sehingga perlu kecermatan bagi pembaca untuk mengerti tentang piopulasi, sample, dan teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini memang dijelaskan teknik sampling tapi bahasa yang digunakan sulit dipahami.

  1. Artikel 2

Pada penelitian ini hanya di sebutkan populasi dan teknik samplingnya saja, sedangkan sampel tidak dijelaskan secara jelas. Hal ini membuat pembaca harus memahami lebih dalam, apabila sampel telah dijelaskan dalam penelitian pembaca akan lebih mudah untuk memahami isi dari penelitian tersebut.

  1. Pertimbangan Etik/Etichal Clearence
    1. Artikel 1

Pada penelitian ini etik sudah dipertimbangkan karena penelitian di rumah sakit karena dalam meakukan penelitian di rumah sakit sudah mempunyai aturan tersendiri. Hanya saja peneliti tidak menjelaskanya secara detail.

  1. Artikel 2

Pada penelitian ini tidak mencantumkan etika dalam penelitian tetapi dalam pengambilan data sesuai ijin dari responden. Hal ini tercantum dalam metodologi poenelitian tentang populasi hanya saja tidak dijelaskan secara detail.

  1. Definisi Operasional
  2. Artikel 1

Pada penelitian ini tidakterdapat definisi operasional. Sebaiknya DO tetap dicantumkan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengukuran sehingga tetap konsisten antara responden satu dengan yang lain.

  1. Artikel 2

Pada penelitian ini tidak terdapat definisi operasional (DO). Sebaiknya peneliti mencantu,kan DO agar pengukuran dan pengumpulan data konsisten antara responden satu dengan yang lain.

  1. Metode Penelitian (Setting dan Design)
  2. Artikel 1

Sebagai bagian dari percobaan double-blind, terkontrol plasebo klinis dosis tinggi suplemen vitamin A pada anak-anak dirawat di rumah sakit dengan pneumonia di Lima, Peru, kami meneliti hubungan dari kelompok perlakuan, status gizi, tingkat keparahan penyakit, dan induksi respon akut fase [atas dasar serum C-reaktif protein (CRP)] pada serum retinol dan tes RDR. Metode ekperimen ini dilakukan dengan uji RDR.

  1. Artikel 2

Metode penelitian yang digunakan sudah baik hanya saja tidak dijelaskan metode cross sectional itu secara jelas bagi pembaca belum mengerti tentang metodologi penelitian akan sulit mamahaminya.

M. Data dan Analisis Data

  1. Artikel 1

Data diambil berdasarkan data sekunder dan primer. Data diambil berdasarkan data dasar, diagnosis dugaan virus (tanda-tanda atau gejala saluran pernapasan atas, mengi dan ronki, dan hiperinflasi, interstisial menyusup, atau keduanya di dada X-ray) atau bakteri (tidak mengi; rales crepitant, suara napas bronkial, atau keduanya; dan konsolidasi, efusi, atau keduanya dada pada X-ray) pneumonia dibuat. Data primer berasal dari data keparahan skor dengan mengembangkan skor keparahan numerik berdasarkan 8 variabel hasil utama klinis (dikumpulkan selama rawat inap) untuk memantau pemulihan klinis dan Serum CRP, retinol, dan uji RDR yang diambil melalui uji darah. Analasis data : Serum retinol dan CRP dibandingkan saat masuk, debit, dan tindak lanjut oleh ukuran berulang dua faktor ANOVA dengan menggunakan estimasi linier untuk memperkirakan titik data yang hilang, bila diperlukan. Dua faktor ANOVA digunakan untuk membandingkan retinol serum pada kelompok plasebo, dikategorikan dengan hasil tes RDR dan kategori PRK.

  1. Artikel 2

Data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik responden, status gizi balita, tingkat konsumsi energi dan protein balita dan frekuensi kejadian ISPA pada balita. Analisa data menggunakan uji statistik  Chi-Square dengan tabel kontingensi 2 x 2. Penjelasan tentang pengumpulan data kurang mendetail. Belum dijelaskan pengumpulan data menggunakan data apa.

  1. Hasil Penelitian
    1. Artikel 1

Hasil penelitian ini dalam penyajiannya kurang bisa dimengerti karena tabel tidak disertai keterangan. Selain itu hanya tertulis pada abstrak.

  1. Artikel 2

Hasil penelitian sudah di sajikan dengan baik. Hasil penelitian ini berupa penyajian data serta analisis yang dilakukan.

  1. Pembahasan Hasil Penelitian
  2. Artikel 1
    1. Kelebihan    : Dalam melakukan pembahasan peneliti memberikan argumentasi dengan berpikir secara ilmiah dan juga mengacu pada teori. Pembahasan langsung tertuju pada hal yang menarik tidak membahas setiap variabel.
    2. Kekurangan             : Penggunaan bahasa yang kurang dimengerti sehingga perlu kecermatan dalam membaca penelitian ini.
    3. Artikel 2

a      Kelebihan      : Dalam melakukan pembahasan peneliti memberikan argumentasi dengan berpikir secara ilmiah dan juga mengacu pada teori dan bahasa tersusun rapi sehingga mudah dimengerti.

b      Kekurangan : Pada artikel ini peneliti membahas hasil penelitian pada setiap variabel. Sebaiknya dalam melakukan pembahasan, peneliti mambahas hal yang menarik dan perlu pembahasan lebih lanjut.

  1. Referensi/Daftar Pustaka
  2. Artikel 1

Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem vancouver yaitu dengan menggunakan penomoran.

  1. Artikel 2

penulisan daftar pustaka pada penelitian ini menggunakan metode harvard yaitu disusun secara alfabetis berdasarkan nama penulis. Uerutan penulisanyapun sudah benar yaitu nama penulis, tahun, judul buku, penerbit dan kota penerbit.

  1. Kesimpulan dan Saran
  2. Artikel 1
    1. Kelebihan : Kesimpulan tersurat dalam abstrak secara singkat dan jelas.
    2. Kekurangan : Pada penelitian ini kesimpulan tidak dijabarkan tersendiri dan saran tidak disajikan.
    3. Artikel 2
      1. Kelebihan : pada penelitian ini kesimpulan yang disajikan peneliti sudah baik mengandung daripada intisari hasil penelitian. Pada saran sudah tertera cara mengatasi masalah.
      2. Kekurangan : pada saram terdapat saran aplikatif yaitu saran yang ditujukan pada instansi yang bertanggung jawab kepada penanganan masalah tersebut hanya saja tidak disebutkan secara jelas seperti pada saran pemberian edukasi tidak disebut siapa yang harus memberikan edukasi sehingga saran kurang bisa dipahami dan saran teoretis juga belum ada.

 

 

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan :

Artikel 1:

  1. Sistematika dalam penyusunan penelitian kurang sesuai prosedur
  2. Dalam penyajian metode penelitian kurang mendetail sehingga kurang bisa dipahami
  3. Penelitian ini dalam pembahasanya menggunakan bahasa ilmiah dan sesuai teori
  4. Pada penelitian ini kesimpulan dan saranya belum tercantum.
  5. Dari tujuan penelitian ini sangat bermanfaat karena salah satu faktor dari pada ISPA yaitu kurangnya vitamin A.
  6. penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan uji RDR.

Artikel 2

  1. dalam penyusunanya penelitian ini kurang sistematik
  2. penelitian ini menggunakan metoda cross sectional.
  3. Dalam penyajianya kurang mendetail sehingga kurang mudah untuk dipahami.
  4. Penelitian ini membahas tentang status gizi dimana sesuai dengan bidang penulis dan disajikan dengan begitu baik pada hasil penelitianya yang menghasilkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan tingkat konsumsi energi, protein  dengan frekuensi kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ispa)  pada balita di wilayah kerja puskesmas gondanglegi,  kecamatan gondanglegi kabupaten malang.

 

visit to Banyumas

Banyumas, salah satu kabupaten dengan bahasa khasnya ngapak-ngapak,,,,merupakan kabupaten yang penuh pesona. kabupaten yang beribukota di Purwokerto ini juga kaya akan kuliner lho,,,,kalian tentunya gak asing kan dengan tempe mendoan n soto sokaraja,,,lo kebanyumas gak nyicipin dua makanan itu pasti  nyesel dech,,,,,untuk oleh2 biasanya banyumas terkenal dengan gethuk gorengnya,,,,heheeemmmm yummi dech,,,,,
Banyumas juga banyak menawarkan tempat yang bisa menghilangkan penat,,,,refreshing untuk mengisi weekend n liburan lhuuu,,,di jamin dech gak nyesel……
Bagi teman2 yang suka ndaki,,,boleh kuk lihat n menikmati indahnya pemandangan di Gunung Slamet,,,,heemmmm indah pokoknya,,,,jadi pgn kesana lagie,,,(inget kenangan masa SMA ndaki di Gunung slamet with Eiger Corp Smansa PWT)
di banyumas ada curug cipendok, masjid saka tunggal,museum BRI, Monumen Jendral Sudirman,,,dan yang gak kalah menarik n sudah pasti orang2 tw yaitu Baturraden donk…..yuk kita kunjungi Baturraden doeloe……:)
 A. BATURRADEN

di

Misteri Legenda dibalik Pesona alam Baturraden, adalah Misteri legenda cerita rakyat tentang asal muasal nama sebuah objek wisata Baturraden, hingga saat ini masih diyakini oleh masyarakat sekitar.

Alkisah pada jaman dahulu, di sebuah Kadipaten hiduplah seorang pembantu yang bernama Suta yang menjalin asmara dengan Radennya, yakni Putri adipati. Keduanya benar-benar merasa saling jatuh hati dan berencana meningkatkan hubungan mereka ke tali pernikahan, namun tidak mendapat restu dari kedua orang tua dengan alasan berbeda derajat dan martabatnya di antara mereka. (Batur=Pembantu, Raden=sebutan untuk Putri Adipati / nigrat)

Baturraden adalah sebuah tempat wisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Sekitar tahun 2007 Baturraden menjadi misteri dengan bencana berdarah, terputusnya jembatan merah yang menghubungkan akses ke lokasi wisata dengan banyak memakan korban. Namun tidak berselang lama dari kejadian tersebut, Baturraden kembali asri dan enak untuk dinikmati.

Baturraden terletak di sebelah utara kota Purwokerto  tepat di lereng sebelah selatan Gunung Slamet. Letak Baturraden tepat di lereng gunung sehingga kawasan tersebut memiliki hawa yang sangat sejuk dan cenderung sangat dingin terutama di malam hari.

Disekitar objek wisata Baturraden banyak berdiri hotel dan vila, hampir mirip-mirip Puncak Bogorlah, bagi yang sering berlibur di Puncak bisa membayangkan suasananya hampir sama. Pada kesempatan mudik di hari Raya Idul Fitri dan Liburan Sekolah biasanya kami menyempatkan diri singgah di Baturraden, mengajak sanak saudara menginap di Villa untuk menikmati hawa sejuk dan objek-objek wisata yang ditawarkan seperti ;

        

Pancuran Telu dan Pancuran Pitu Baturraden, yang letaknya bersebelahan adalah Pemandian air panas yang yang mengandung belerang. Dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Bumi Perkemahan, Merupakan camping ground yang sering dimanfaatkan oleh para pecinta alam dan penikmat kegiatan out bond. Pernah digunkan sebagai tempat penyelenggaraan Jambore Nasional Gerakan Pramuka se-Indonesia pada tahun 2001.

Taman Kaloka Widya Mandala, Baturraden atau Wisata Pendidikan Wanasuka Baturraden merupakan kebun binatang sekaligus sebagai tempat wisata edukasi yang diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banyumas H. Djoko Sudantoko pada tanggal 17 mei 1995.

Di Taman Kaloka Widya Mandala Baturraden terdapat berbagai macam binatang yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri seperti dari Australia, Asia dan Belanda.

Pemandian Air Panas, Curug Ceheng, Wahana Wista Lembah Combong dan Telaga Sunyi yang benar-benar sunyi namun menyuguhan keindahan lukisan alam yang sangat menagjubkan.

Baturraden dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Jarak dari kota Purwokerto sekitar 15 km dan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat. Apabila ingin menggunakan kendaraan umum wisatawan dapat naik angkutan kota dari terminal di Purwokerto dan turun di terminal lokawisata Baturraden. Jika ingin lebih praktis wisatawan dapat menggunakan taksi. Jika memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya hati-hati karena jalan yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat.

Baturraden adalah keindahan yang memancar dari lereng Gunung Slamet. Gunung Slamet dengan lereng-lerengnya yang landai, menawarkan panorama alam yang indah, dan udara yang segar.
tak hanya menyimpan panorama alam yang molek, tetapi juga cerita rakyat tentang Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung yang cukup akrab di masyarakat Indonesia.

mari teman2 semua ,,,kunjungi Baturraden ayooookkkkk………..

Hello world!

Welcome to WordPress.com! This is your very first post. Click the Edit link to modify or delete it, or start a new post. If you like, use this post to tell readers why you started this blog and what you plan to do with it.

Happy blogging!